Rabu, 22 April 2015



Dalam hitungan bulan, perekonomian Indonesia memasuki babak baru yaitu  pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir 2015. Inilah pasar bebas di kawasan regional yang mesti menjadi peluang bagi pelaku usaha di Tanah Air.

“Jadi, paradigmanya tidak hanya melihat pebisnis dan produk luar negeri masuk ke Indonesia. Kita mesti berani mengambil perspektif, tantangan ini menjadi kesempatan industri kecil menengah memperluas pasar ke regional,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Palembang, Selasa (21/4).

Menperin hadir di ibukota Sumatera Selatan itu untuk membuka Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Program Pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tahun 2016.

“Tinggal selangkah lagi, dengan demikian perekonomian nasional nantinya akan bersaing dengan para pelaku pasar di kawasan ASEAN,” ucapnya. Selain pemasaran, MEA juga membuka pintu bagi pelaku IKM untuk menjalin kerja sama dengan sesama pelaku bisnis di kawasan regional.

Optimisme pemerintah juga mengacu pada kontribusi IKM sebesar 34,56 persen terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas secara keseluruhan. “Kontribusi berkat dukungan lebih kurang 3,5 juta unit usaha, yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional. Mereka harus siap bersaing hadapi MEA,” ujar Menperin.Jumlah unit usaha tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,4 juta orang, yang tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional serta mengurangi kemiskinan.



Ekspor Pempek 6 Ton


                Menperin Saleh Husin juga mengapresiasi geliat industri pangan olahan di Sumatera Selatan. "Teman-teman kita di sini sukses mengekspor pempek ke beberapa negara, Malaysia, Brunei dan Thailand," ujarnya.Ini menandakan keberhasilan  mengangkat makanan khas dan memasarkan hingga menembus ke kawasan Asean.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Permana, pelaku usaha pempek terus mengolah citarasa hinggA dapat diterima konsumen manca negara. "Volume ekspor pempek mencapai 6 ton per hari," ujarnya.

Sementara itu, Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengungkapkan strategi penguatan industri kecil menengah. Antara lain, penumbuhan wirausaha baru, pembinaan IKM melalui pengembangan produk dan peningkatan kemampuan sentra, pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi.

Selain itu, perluasan akses pasar melalui promosi dan pameran, fasilitasi pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, fasilitasi sertifikasi mutu produk dan kemasan, serta fasilitasi pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Palembang, 21 April 2015

Kepala Pusat Komunikasi Publik

Hartono



Website : www.kemenperin.go.id

Email     : puskom@kemenperin.go.id

Twitter    : @Kemenperin_RI

Kamis, 16 April 2015



Menteri Perindustrian Saleh Husin kembali mengajak para investor luar negeri untuk terus menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di sektor industri. Kali ini, Menperin membuka peluang kerjasama bisnis dengan pelaku usaha asal Polandia.
Peluang para pengusaha kedua negara (Indonesia – Polandia) untuk berinvestasi masihsangat menjanjikan, mengingat pasar domestik dan regional yang tumbuh lebih baik dibandingkan kawasan dunia lainnya,” kata Menperin dalam sambutannya pada Conference: Made in Poland - Cooperation Opportunities for Indonesian Companies di Jakarta, Kamis (16/4).
Pada 2014, total neraca perdagangan kedua negara untuk semua produk industri mengalami surplus sebesar USD 252,2 juta. Sementara ekspor produk industri yang paling besar dari Indonesia ke Polandia adalah produk mesin elektronika, peralatan musik, dan perlengkapan TV dengan nilai USD 136,2 juta, selanjutnya produk karet dan barang sejenisnya dengan nilai USD 48,1 juta, serta produk sabun, lilin, semir, dan perawatan gigdengan nilai 22,2 juta USD. Total nilai ekspor untuk semua produk industri sebesar USD 395,9 juta.
Sementara itu, impor produk industri Polandia ke Indonesia yang paling besar pada tahun 2014 adalah produk susu, telor burung, madu, produk binatang dengan nilai USD 27,6 juta, lalu produk reaktor nuklir, boiler, mesin, serta komponen dengan nilai USD 20,4 juta, sedangkan produk mesin elektronika, peralatan musik, perlengkapan TV dengan nilai USD 16,5 juta. Total nilai impor untuk semua produk industri sebesar USD 143,8 juta.
“Sayasangat berharapagar para pimpinan perusahaan Indonesia dan Polandia dapat memanfaatkan forum ini untuk saling bertukar  informasi mengenai potensi masing-masing, termasuk membuka peluang kerjasama bisnis di bidang perdagangan dan investasi,” tutur Menperin.
Pada kesempatan tersebut, Menperin juga menyampaikan mengenai prioritas pembangunan Pemerintah Indonesia saat ini yang dapat dimanfaatkan melalui kerjasama bisnis kedua pihak. Adapunsektor-sektor pembangunan yang menjadi prioritas antara lain infrastruktur yang berupa peningkatan sumber daya tenaga listrik, pelabuhan, dan kawasan industri. “Beberapa hal yang saya sebutkan tadi bertujuan untuk mendukung pengembangan industri manufaktur, peningkatan penguasaan pasar dalam dan luar negeri, serta percepatan penyebaran industri di daerah,” paparnya.
Di bidang industri, Pemerintah Indonesia telah menetapkan antara lain kebijakan pembangunan bidang industri yang meliputi: (1) pengembangan wilayah industri di luar Pulau Jawa; (2) penumbuhan populasi industri menengah dan besar sebanyak 9.000 unit; serta (3) peningkatan daya saing dan produktivitas (nilai ekspor dan nilai tambah per tenaga kerja).
Dengan kehadiran delegasi Pemerintah dan Pebisnis dari Polandia hari ini, saya sangat berharap perusahaan-perusahaan Polandia dapat menjajaki penanaman modalnya di kawasan-kawasan industri yang sedang dibangun di Indonesiakhususnya di luar Pulau Jawa untuk mengisi kebutuhan pasar domestik yang terus berkembang,” harap Menperin.
Di sisi lain, Menperin mengatakan,untuk  pengembangan kawasan industri,dalam kurun waktu 2015 – 2019, Indonesia memerlukan sumber daya listrik sebesar 35.5 GW. Kebutuhan listrik yang besar, dapat menjadi peluang bagi industri-industri pembangkit listrik dan industri pendukungnya untuk berpartisipasi dalam menyediakan kebutuhan listrik tersebut.
Oleh karena itu, Menperin mengharapkan kepada para pengusaha Indonesia dan Polandia dapat menindaklanjuti pertemuan bisnis ini dengan menanamkan modalnya di sektor-sektor yang akan mendukung pembangunan industri di Indonesia.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 16 April 2015
Kepala Pusat Komunikasi Publik
Hartono
Website: www.kemenperin.go.id
Email     : puskom@kemenperin.go.id
Twitter  : @Kemenperin_RI

Rabu, 15 April 2015

Kementerian Perindustrian terus mendorong kepada setiap prinsipal dan produsen kendaraan bermotor agar dapat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ekspor, selain juga memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai tujuan pemasarannya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan para produsen otomotif di Indonesia mulai memproduksi kendaraan global. Terlebih lagi, industri otomotif merupakan salah satu sektor penyumbang devisa yang cukup signifikan,” kata Plt. Dirjen IUBTT Kemenperin Panggah Susanto pada Perayaan Produksi Lokal (locally assembled) All-New BMW X5 Advanced Diesel di Jakarta, Jumat (10/4).
Menurut Panggah, perayaan tersebut memiliki makna penting dan patut disyukuri, tidak hanya bagi BMW dan konsumennya tetapi juga Pemerintah Indonesia. “Meskipun hingga saat ini baru sampai pada proses perakitan, namun memiliki arti penting bagi kita semua karena hal ini menunjukkan bahwa BMW tidak hanya sekedar menyasar Indonesia sebagai pasar semata, tetapitelah memperhitungkan sebagai salah satu basis produksi kendaraan BMW di dunia,” tuturnya.
Bahkan kepercayaan BMW itu mampu menunjukkan bahwa kualitas kendaraan bermotoryang diproduksi di Indonesia telah memiliki daya saing yang semakin meningkat, apalagi diketahui kendaraan bermotor BMW memiliki persyaratan kualitas yang sangat ketat.
Di samping itu, Panggah menegaskan, industri komponen juga harus menjadi kekuatan industri otomotif nasional. Pasalnya, dengan kuatnya industri komponen nasional maka ketergantungan Indonesia terhadap komponen impor akan semakin kecil, dan tentunya industri otomotif akan semakin memberikan nilai tambah tinggi bagi perekonomian Indonesia.
Melalui kesempatan ini, saya mengimbau kepada BMW agar dalam menggarap pasar di Indonesia, BMW Group mulai mempersiapkan fasilitas perakitan untuk jangka panjang di Indonesia dan pada saat yang bersamaan secara bertahap meningkatkan kandungan lokal kendaraan merek BMW yang diproduksi di dalam negeri,” papar Panggah.
Selanjutnya, dengan telah dirakitnya All-New BMW X5 di Indonesia, diharapkan juga mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnis BMW di Indonesia sekaligusperekonomian nasional.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Jakarta, 10 April 2015
Kepala Pusat Komunikasi Publik

Hartono
Website: www.kemenperin.go.id
Email     : puskom@kemenperin.go.id
Twitter  : @Kemenperin_RI


Tantangan yang dihadapi perpustakaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di era informasi adalah penyediaan informasi terkait sektor industri yang diharapkan dapat mendukung visi dan misi Kementerian Perindustrian demi terciptanya industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik. Hal tersebut disampaikan Inspektur Jenderal selaku Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal ketika membuka Open House Perpustakaan di Plasa Pameran Industri lobby Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (14/4). Open House Perpustakaan Kementerian Perindustrian diselenggarakan tanggal 14-17 April 2015 diikuti oleh 46 peserta yang terdiri penerbit buku, percetakan, Perpustakaan Nasional, dan beberapa komunitas buku.
Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan serangkaian inovasi melalui pelayanan perpustakaan berbasis online terintegrasi dari hulu sampai hilir salah satunya melalui integrasi website dan libranet yang makin meningkatkan kehandalan pelayanan. Selain itu, memudahkan pustakawan dalam melakukan pengelolaan perpustakaan. Saat ini perpustakaan Kemenperin telah membangun website pengelolaan informasi perpustakaan yang menyajikan katalog buku, resensi, artikel serta publikasi terkait sektor industri.
Dalam sambutannya, Plt. Sekretaris Jenderal menyampaikan apresiasi kepada Pusat Komunikasi Publik atas penyelenggaraan Open House Perpustakaan yang baru pertama kali diadakan di Kementerian Perindustrian. Kegiatan ini dinilai positif di tengah upaya pemerintah menggalakkan program pemasyarakatan dan peningkatan minat baca melalui koleksi buku, hasil litbang serta referensi baik dalam bentuk cetak maupun digital. Plt. Sekretaris Jenderal mendukung penyelenggaraan Open House Perpustakaan Kemenperin menjadi agenda tahunan dengan melibatkan banyak pihak, sebagai bagian dari wahana saling bertukar informasi di kalangan pengelola dan fungsional pustakawan pemerintah.
Open House Perpustakaan Kemenperin diharapkan pula dapat menjadi media pengembangan koleksi perpustakaan baik cetak maupun digital. Penggunaan sosial media untuk berinteraksi dengan para pengguna jasa perpustakaan juga perlu ditingkatkan, mengingat tren masyarakat khususnya generasi muda yang lebih banyak menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Plt. Sekretaris Jenderal juga mengharapkan agar melalui penyelenggaraan Open House Perpustakaan, Kemenperin dapat berkontribusi dalam membuka pintu pelayanan informasi yang lebih luas dengan menyediakan koleksi buku dan literatur industri bagi masyarakat.
Selain Open House, beragam acara juga digelar antara lain talkshow, bedah buku, bazaar buku dan donasi buku. Beberapa komunitas pecinta buku juga diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan literasi dan minat baca masyarakat umum.
Untuk memeriahkan Open House Perpustakaan, Pusat Komunikasi Publik menyelenggarakan lomba twitpic melalui akun twitter @pkemenperin dan lomba book hunting di perpustakaan Kementerian Perindustrian lantai 21.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 14 April 2015
Kepala Pusat Komunikasi Publik
Hartono